GUNUNG BALEASE 2.989 Mdpl
Kab.Luwu Utara, Sulawesi
Gunung
Tolangi Balease terletak di Desa Bantimurung, Kec. Bone-Bone Kab. Luwu Utara
Prov. Sulsel. Gunung Balease merupakan salah satu gunung dengan jalur paling
berat dan sangat menantang di Sulawesi dan di Indonesia, karena itu gunung ini
termasuk kategori extreme atau sulit didaki sehingga frekuensi pendakian ke
gunung ini sangat kurang.
Jalur
pegunungan Tolangi Balease memiliki jalur tanjakan yang sangat panjang dengan
medan yang sangat sulit juga sumber air yang hanya terdapat saat star
pendakian. Waktu tempuh normal yang diperlukan untuk pendakian di gunung ini
yaitu 9 - 10 Hari pulang pergi, sehingga betul-betul para pendaki harus
mempersiapkan fisik dan mental yang sempurna.
Gunung
Tolangi Balease merupakan hamparan pegunungan yang sangat luas dan bentangannya
mencakup 6 kabupaten sampai di perbatasan Sulawesi Tengah yang juga masih
termasuk dalam jajaran pegunungan Quarless. Gunung ini memiliki 2 titik
ketinggian yaitu Puncak Tolangi 3016 MDPLdan Puncak Balease
2989 MDPL.
Hari
pertama dimulai dengan melewat jalan aspal sejauh 3 Km dengan pemandangan
hamparan persawahan dan tampak pula pegunungan balease yang membentang luas,
setelah itu kami mampir di rumah Pak Nazruddin untuk melapor sekaligus mengisi
buku tamu pendaki.
Setelah itu perjalanan diteruskan
dengan melewati jalan pengerasan berbatu dengan medan naik turun sejauh 4 Km,
sampai menemukan perpotongan sungai kedua. Sungai ini bernama Sungai Bone-bone
yang juga merupakan titik awal perjalanan mendaki dan juga merupakan sumber air
terakhir dimana hari-hari berikutnya hanya akan ditemui sumber air yang berupa
genangan. Kami pun beristirahat sejenak di tempat ini sambil bercengkrama
dengan 2 orang warga transmigrasi yang kebetulan juga sedang beristirahat di
sungai ini. Tidak lupa seluruh wadah air kami isi penuh untuk persiapan 2 hari
kedepan.
Keesokan harinya perjalanan diteruskan
dengan jalur tanjakan tracking sampai menemukan sebuah Pos yang dinamakan Pos
Daki. di tempat ini terdapat botol-botol yang terisi penuh air, kami pun
langsung memindahkanya ke wadah air yang kami bawa. Jalur selanjutnya melewati
punggungan dengan elevasi 50 derajat dimana terdapat banyak tanaman berduri
yang tumbuh subur disepanjang jalan. Jalurnya terkadang melewati tanjakan
panjang dan menyipir, naik turun bukit sampai akhirnya menemukan sebuah lokasi
yang cukup luas dimana kami memutuskan untuk menginap.
Hari ketiga masih melewati jalur yang
sama dengan hari-hari kemarin dan jalur hari ketiga ini kita sudah mulai
memasuki hutan semi lumut dengan suhu yang tidak terlalu dingin setelah
melewati beberapa bukit, kami menemukan genangan air yang terdapat di jalur
pendakian. Wadah air pun diisi penuh lalu kami pun melanjutkan perjalanan
kearah bukit yang terbuka dengan tanjakan yang sangat berat dan berlumut.
Di jalur ini pula terdapat beberapa
jalur tanjakan akar pohon yang cukup tinggi dan untuk melewatinya membutuhkan
kekuatan mengangkat badan karena kita harus berpijak di akar yang licin dengan
beban carrier yang sangat berat.
Setelah
melewati beberapa jalur tanjakan yang sangat berat, akan ditemukan sebuah wadah
yang terbuat dari ponco yang kebetulan saat itu terisi penuh oleh air hujan.
Sumber air ini hanya akan terisi pada saat hujan, jadi bisa dibayangkan kalau
sepanjang pendakian tidak pernah turun hujan.
Jalur
selanjutnya melewati puncak-puncak bukit yang saling berhubungan dengan jalur
naik turun, disepanjang jalan tampak pemandangan yang sangat menakjubkan dimana
pegunungan yang tertutup kabut dengan sinar matahari sore yang menembus
dicelah-celah awan, hembusan angin semakin terasa kuat karena kita sudah berada
di tempat ketinggian yang terbuka.
Setelah
berjalan sekitar 3 jam, sampailah kami di sebuah tempat luas yang banyak
terdapat botol-botol yang terisi air hujan. ditempat inilah kami akan menginap
malam ini. kami hanya beraktifitas di dalam tenda karena hujan rintik-rintik
turun sejak perjalanan tadi.
Jalur
keesokan harinya, kami masih melewati tanjakan panjang, dimana sepanjang jalan
banyak jalur-jalur yang harus melewati lorong-lorong yang terdapat di bawah
akar pohon, jalur ini merupakan jalur yang sulit dan membutuhkan kesabaran juga
kehati-hatian.
Jalur menuju
Puncak Tolangi banyak melewati bukit-bukit yang memanjang dengan jalur yang
sangat terbuka dan banyak terdapat tanaman semak-semak dan rerumputan liar
serta pepohonan yang kerdil-kerdil.
Dari
tempat ini kita sudah dapat melihat jajaran Puncak Tolangi yang berbentuk
kerucut, sehingga para pendaki dapat memperkirakan model tanjakan selanjutnya
yang akan dilewati. Hutan pegunungan Balease merupakan hutan tropis yang
memiliki tipe hutan berbukit-bukit namum tidak terdapat sungai yang mengalir
sepanjang tahun, yang ada hanya air yang mengalir saat hujan. Untuk itu
manajemen air harus menjadi prioritas dalam pendakian ke gunung ini.
Puncak
Tolangi merupakan titik tertinggi dari pegunungan ini dengan ketinggian 3016
MDPL, puncak ini merupakan sebuah tempat yang cukup terbuka dan layak
mendirikan camp dimana terdapat sebuah wadah dari jas hujan juga terdapat
botol-botol yang terisi air hujan.
Meskipun merupakan titik tertinggi
namun pendakian belum dianggap berhasil bila tidak menginjakkan kaki di Puncak
yang namanya sama dengan nama pegunungan ini yaitu Puncak Balease meskipun
ketinggiannya masih dibawah Puncak Tolangi. Setelah mengambil dokumentasi, kami
pun bergerak kearah Puncak Balease dengan jalur naik turun yang melewati banyak
jurang dan lembah juga banyak terdapat jalur yang ditutupi lumut yang sangat
tebal dengan suhu yang sangat dingin dan berkabut.
Setelah menuruni beberapa lembah yang
curam, sekitar 2 jam perjalanan akan ditemukan sebuah tempat yang sangat luas
seperti lapangan sepakbola. tempat ini terbentuk secara alami sejak lama
dan berada tepat di kaki Puncak Balease. Jika hujan keras, tempat ini terendam
oleh air setinggi lutut orang dewasa namum jika kering tempat ini dijadikan
lokasi camp terakhir sebelum menuju ke Puncak Balease.
Dari lapangan
tersebut, jalur selanjutnya yaitu menanjak kearah Puncak dengan kemiringan 60
derajat. Jalurnya hampir sama dengan model jalur ke Puncak Tolangi yaitu
melewati jalur yang terbuka dengan tiupan angin yang kencang, sekitar 1 Jam
tibalah kami di Puncak Balease dengan ketinggian 2989 MDPL.
Terimakasih Atas Kunjungannya Semoga Bermanfaat Salam Lestari...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar